Mengapa PEMILU 2014
Jangan Golput di Pemilu 2014
Phenomena golput semakin semarak dan mengkhawatirkan. Tren pilkada kemarin, jumlah orang yang golput di beberapa daerah di Indonesia seperti sebagai berikut: Jakarta: 32%, Bali: 26%, Jabar: 36%, Jateng: 50% dan yang paling Extraordinary : Sumut: 62%.
Hal ini dipicu dengan berbagai macam hal. Hal yang paling menonjol ialah berita-berita di Koran dan media TV yang bersifat negatif seperti korupsi, politisi yang bermain dengan banyak wanita, anak-anak muda yang tersangkut kasus korupsi di partai penguasa yang memberikan stigma negatif terhadap partai politik. Dengan kwalitas DPR kita yang saat ini sangat mengecewakan ditambah dengan 90% dari mereka maju lagi sebagai calon anggota DPR, masyarakat menjadi apatis dan skeptik terhadap partai politik dan proses demokrasi di Indonesia. Tak terasa gaung pemilu ditengah-tengah masyarakat sangat sunyi sepi.
Hal ini bertolak belakang dengan kesibukan KPU, KPUD, dan para partai politik dan calon legislatif nya yang mulai sibuk mempersiapkan perencanaan yang matang dalam menyusun program, anggaran, tahapan dan regulasinya.
Kita harus mengapresiasi kerja KPU yang sudah bekerja keras dalam memverifikasi caleg DPR RI dan DPRD dan mempublikasikan hal-hal yang berkaitan dengan rekam jejak para caleg di dalam website untuk khalayak ramai mengetahui. Hal ini sangat berguna karena selama ini Parpol sering mengistimewakan mereka yang mempunyai kapital besar, popularitas keartisan atau garis kekerabatan tertentu tanpa mempertimbangkan fakor kompetensi dan integritas. Padahal keberadaan elite politik yang kompeten dan berintegritas merupakan persyaratan fundamental agar demokrasi electoral lebih bermakna.
Golput akan tidak akan merubah keadaan. Suka atau tidak suka dengan partai politik, benci atau tidak benci dengan mereka, selalu ada presiden yang dipilih dari partai politik dan selalu ada anggota DPR dan DPRD yang duduk di parlemen nanti. Lalu, apakah anda mau suara anda yang golput itu diwakilkan dengan pada caleg yang integritasnya patut dipertanyakan?
Partai politik sudah menjalankan misinya didalam antara lain merekrut kader-kadernya. Para penyelenggara pemilu ( KPU/D, BAWASLU, DKPP) sudah melalukan check dan recheck dengan segala keterbatasannya. Peran Civil Society Organisation ( CSO) yang antara lain terdiri dari kaum LSM, Universitas, dan media sangat menentukan didalam memcerdaskan proses politik di masyarakat. CSO bisa menjadi counter balance terhadap kekuatan negara dan capital. Peran media menjadi sangat krusial didalam proses pemilu ini. Media harus netral dan independen dengan tidak berpihak terhadap satu aliran.
Lalu apa yang harus dilakukan masyarakat sebagai pemilih? Jadilah pemilih yang cerdas. Anda harus tau apa yang harus anda lakukan. Pilih orang-orang yang menurut anda mempunyai integritas dan bisa mewakilkan suara anda. Jangan pilih politikus yang salah. Masa depan Negara ini adalah ditangan anda!